https://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/issue/feedJURNAL KADESI2025-06-09T12:34:27+08:00Rajiman Andrianus Siraitrajiman_sirait@sttkb.ac.idOpen Journal Systems<p> </p> <p><strong>JURNAL KADESI: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen</strong> (p-ISSN: 2655-4801, e-ISSN:2807-7040) is a National journal managed by the institution of Sekolah Tinggi Teologi KADESI Bogor. This journal employs a double-blind reviewer and open access peer-reviewed journal that focuses on the novelty of theology, biblical exegesis, and Christian service and education practices through quantitative research, and qualitative research (hermeneutics, argumentative, and case studies). This journal is accredited as SINTA 5 based on the Decree of the Director General of Higher Education, Research and Technology, Ministry of Education, Culture, Research and Technology of the Republic of Indonesia Number: (177/E/KPT/2024 tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2024), effective from Volume 5, Issue 2, 2023, to Volume 10, Issue 1, 2028..</p> <p> </p>https://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/115Strategi Pembelajaran Berbasis Alkitab untuk Membentuk Karakter Anak Usia Dini2025-03-18T09:27:25+08:00Ditje Teaditjelasitae@gmail.comOktavianus Ranggaoktavianusrangga2@gmail.com<p>Pembentukan karakter anak usia dini adalah fondasi utama dalam pendidikan dan perkembangan individu. Pada masa emas ini, nilai-nilai moral dan spiritual dapat ditanamkan dengan efektif, namun tantangan era modern seperti kemajuan teknologi dan degradasi moral menjadi ancaman serius. Tulisan ini bertujuan untuk merancang strategi pembelajaran yang berlandaskan Alkitab secara efektif guna membentuk karakter anak pada usia dini. Permasalahan utama yang diangkat adalah kurangnya metode pembelajaran yang mengintegrasikan prinsip-prinsip Alkitab secara interaktif dan relevan dengan kehidupan anak. Tulisan ini memakai pendekatan kualitatif berbasis riset pustaka dengan analisis tematik untuk mengidentifikasi nilai-nilai Alkitab dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan narasi Alkitab, permainan edukasi, serta aktivitas reflektif merupakan metode yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai seperti kasih, kejujuran, dan tanggung jawab. Pendekatan ini juga menekankan keterlibatan aktif anak dalam proses pembelajaran serta kolaborasi antara guru, orang tua, dan komunitas. Kebaruan penelitian ini terletak pada integrasi metode interaktif dan kontekstual dalam pembelajaran berbasis Alkitab yang dirancang khusus untuk anak usia. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga melibatkan dimensi emosional dan spiritual anak. Dengan strategi yang inovatif dan aplikatif, penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam pembaruan paradigma pendidikan berbasis nilai-nilai kekal untuk menjawab tantangan era modern.</p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/122Doktrin Roh Jahat: Dalam Perspektif Iman Kristen2025-03-18T13:04:57+08:00Frans Aliadifransaliadi75@gmail.comTimotius Sukarnatimotiussukarna@gmail.com<p><em>This article discusses the doctrine of evil spirits from a Christian faith perspective, focusing on the existence and activities of supernatural beings that oppose the will of God. In Christian theology, evil spirits are associated with sin, temptation, and human suffering, and are considered a serious spiritual threat. Although the concept of evil spirits is often overlooked in the modern era, many people still experience negative spiritual phenomena, highlighting the importance of this topic. A lack of deep understanding of the doctrine of evil spirits can leave Christians vulnerable to spiritual attacks. This article aims to deepen theological understanding of the existence and role of evil spirits and to provide insights on how Christians can spiritually confront these negative influences. The research also emphasizes the relevance of this doctrine in daily life and spiritual practice, referencing the Bible, especially the New Testament, where Jesus Christ is depicted as having the authority to cast out evil spirits.</em></p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/124Kajian Model Kepemimpinan Transformasional Oleh Bernard Bass Dalam Mengimplementasikan Kepemimpinan Multiplikasi Dalam Bingkai Penginjilan2025-06-03T08:57:41+08:00Samuel Hutabaratsamuelhutabarat@hits.ac.idManlian Ronald A Simanjuntakmanlian.adventus@gmail.com<p>Penginjilan adalah tugas penting yang wajib ditaati oleh setiap orang Kristen. Gerakan penginjilan yang menuai jiwa dan di muridkan akan menghasilkan multiplikasi jiwa dalam Gereja. Namun untuk mencapai suatu multiplikasi, pemimpin Gereja harus mentransformasikan terlebih dahulu para jemaat agar memahami dan melaksanakan Amanat Agung. Metodologi Penulisan Kualitatif (<em>Qualitative Research Methodology</em>), dengan fokus pada pendekatan <em>indepth study </em>atau analisis mendalam untuk memahami masalah secara subjektif. Artikel ini akan meneliti bagaimana model Kepemimpinan Transformasional oleh Bernard Bass dapat diterapkan dalam ruang lingkup Gereja, dan bagaimana model Kepemimpinan Transformasional dapat dikembangkan agar Kepemimpinan Multiplikasi dapat diimplementasikan dalam penginjilan. Hasil penelitian adalah Kepemimpinan Transformasional dapat dikembangkan dengan Kepemimpinan Multiplikasi dalam menjalankan program penginjilan.</p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/126Apologia Kristen Bahwa Alkitab Dapat Dipercaya Saat Alkitab Dipertanyakan2025-04-21T11:12:07+08:00Luciana Haryantolucianaharyanto@gmail.comMangapul Sihombingmangapulsihombing337@gmail.com<p><em>Apology comes from the root word "apologia", which means defense, or rational explanation to prove that someone is not guilty in court. According to Kalus Stevanus, the word "apologia" and also "apologeomai" in Greek means to defend or be responsible, as well as to defend oneself or be responsible. Apologetics can be understood as a discipline that studies how to take responsibility and how to defend and provide an effective answer to one's beliefs. Apologetics is here to defend Christian philosophy. The Bible is the main source for proving the truth of the Gospel because it is God's own testimony and provides a basis for thought and evidence of the truth of his message. The Bible does not only record the history of Christianity alone. Therefore, the responsibility of a believer is to identify every statement found in the Bible as one truth. In addition, you must bear the responsibility to provide adequate evidence to those who oppose the truth of the Bible. God inspired all the writings of the Bible. Every part of the Bible must be accepted as a divine mandate and guide for every aspect of our lives. The Bible gives us true wisdom, hope, and enlightenment to know and love God our Creator. The Bible is considered by Christians not only to be a trustworthy book, but also to be the sole authority and only source of truth regarding Christian doctrine and practice. Reading and studying the Bible and preaching God's Word daily are essential parts of living our lives as God's people. We must apply the beauty and truth of the Bible to our daily lives</em></p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/127Relasi Iman Dengan Akal dari Sudut Pandang Apologetika2025-04-21T11:14:16+08:00Yusep Yusepyuseparimatea@gmail.comMangapul Sihombingmangapulsihombing337@gmail.com<p class="JudulAbstrak" style="margin-bottom: 6.0pt;"><span style="font-weight: normal;">Apakah iman berlawanan dengan rasio atau akal budi, ataukah rasio adalah sesuatu yang terpisah dari iman? Pertanyaan ini adalah pertanyaan klasik dalam kekristenan, karena pertanyaan ini telah mempengaruhi agama Kristen selama berabad-abad. Dari pertanyaan tersebut muncul dua ekstrim berbeda, di mana ada yang berpendapat bahwa orang Kristen harus menekankan iman sebagai satu-satunya dasar dalam kehidupan Kristen tanpa menekankan rasio. Di sisi lain, ada yang menjadikan rasio sebagai standar utama segala sesuatu, dan jika tidak logis, maka itu bukan kebenaran. Masih ada orang Kristen yang mempertentangkan apologetika dengan peran akal dan iman di dalam kedua bidang tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji hubungan apologetika, serta pentingnya peran akal budi dan iman dalam tugas berapologetika secara efektif. Kajian ini menggunakan metode studi literatur yang disajikan secara deskriptif-analitis. Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa akal budi dan iman adalah dua hal yang berbeda namun tidak saling bertentangan, di mana keduanya memiliki tempat dan perannya masing-masing dalam praktik berapologetika. Tanpa akal budi dan iman, maka praktik apologetika tidak dapat dilakukan dengan efektif.</span></p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/128MENGHORMATI ORANG TUA SEBAGAI BENTUK PENGHORMATAN KEPADA TUHAN ANALISIS TEOLOGIS KELUARAN 20:122025-05-23T07:15:58+08:00Minsel Radenminselraden27@gmail.comGita Diamaminselraden27@gmail.comMalik Bambanganminselraden27@gmail.com<p>Artikel ini membahas pentingnya menghormati orang tua sebagai perintah ilahi yang tercantum dalam Keluaran 20:12, yang tidak hanya bersifat etis, tetapi juga spiritual. Dalam teologi Kristen, penghormatan kepada orang tua mencerminkan ketaatan kepada Tuhan dan menjadi dasar pembentukan karakter serta iman anak dalam keluarga Kristen. Melalui pendekatan kualitatif dengan analisis teologis dan kajian biblika terhadap ayat-ayat seperti Ulangan 5:16, Imamat 19:3, Amsal 1:8-9, dan Efesus 6:1-3, artikel ini menegaskan bahwa menghormati orang tua adalah bentuk nyata dari iman dan kasih kepada Allah. Perintah ini tidak hanya membawa janji berkat berupa umur panjang, tetapi juga menuntun pada kehidupan yang diberkati. Dalam konteks modern, nilai-nilai ini menghadapi tantangan dari budaya sekuler dan pengaruh teknologi digital, yang dapat melemahkan relasi antaranggota keluarga. Oleh karena itu, prinsip-prinsip Alkitabiah tetap relevan dan penting untuk terus diajarkan dan dihidupi dalam keluarga Kristen masa kini.</p> <p>Lebih dari sekadar ketaatan, penghormatan kepada orang tua juga merupakan ekspresi spiritual yang diwujudkan dalam sikap hormat, tanggung jawab, doa, dan kasih dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini menekankan bahwa iman yang hidup akan tercermin dari bagaimana seorang anak bersikap terhadap orang tuanya—dengan mendengarkan nasihat, bersikap jujur, peduli, dan menghargai keberadaan serta otoritas mereka sebagai wakil Allah dalam keluarga. Kehadiran keluarga yang takut akan Tuhan menjadi tempat utama pembentukan nilai-nilai Kristiani yang kuat, sehingga anak-anak dapat bertumbuh menjadi pribadi yang berintegritas dan setia kepada firman Tuhan. Dengan demikian, menghormati orang tua bukan hanya bentuk kebajikan sosial, melainkan tindakan iman yang mempererat hubungan dengan Allah dan menciptakan keluarga yang kudus, harmonis, dan diberkati.</p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/130KENOSIS: ALLAH MEMBATASI DIRI DALAM KONTEKS PENCIPTAAN2025-06-03T09:16:56+08:00Jonri Muksen Siregarjonrim.dsn@sttiksm.ac.idHery Budi Yosefherybudiyosef@gmail.com<p>Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, dampak dosa telah menjalar kepada seluruh umat manusia dan mencemari ciptaan secara keseluruhan, sehingga alam semesta pun turut menanggung kutuk, sebagaimana dinyatakan dalam Kitab Kejadian 3:17 dan Roma 8:20.". Bencana kejatuhan manusia ke dalam dosa telah mendatangkan bencana kutuk atas alam semesta, manusia yang bedosa tidak lagi memiliki relasi yang baik dengan alam semesta dan juga antar manusia. Kecenderungan manusia merusak alam semesta dengan menggunakan teknologi, dunia sekarang dihantui oleh krisis lingkungan hidup seperti banjir karena kerusakan hutan, krisis air bersih, efek rumah kaca dan lain sebagainya. Dengan menggunakan kekayaan alam semesta ini manusia mengumpulkan kekayaan, manusia menjadi serakah, dan memperoleh kekuasaan, dan lebih jauh dari itu, terdapat penindasan dan ketidakadilan di bumi ini. Dengan menggunakan metode penelitian pustaka melalui buku-buku dan jurnal dan metode hermeneutik maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kenosis Allah dalam penciptaan yaitu Allah membatasi diri-Nya dari control mutlak-Nya untuk memberikan kebebasan dan pilihan kepada ciptaan-Nya untuk berkembang dengan otonomi dan kebebasan sehingga berdaya guna sebagai ungkapan kasih Allah dan bukan sebagai makhluk yang dikendalikan. Dalam keberdosaan manusia, Allah juga tidak hanya menunjukkan hukuman dengan otoritas kekuasaan untuk menghukum manusia berdosa tetapi merasakan penderitaan manusia dengan mengosongkan dri-Nya menjadi manusia untuk memberikan kasih karunia agar manusia diselamatkan dan dipulihkan dari hukuman dosa untuk dapat melayani Tuhan.</p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/131Pengaruh Suasana Kelas yang Kondusif dan Berbasis Iman terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SD Kania Tangerang Banten2025-05-27T11:24:42+08:00Yoser Yoli Wallangarayoseryoli6@gmail.comStenly Reinal Paparangstanleypaparang@yahoo.com<p><em>This study aims to determine the effect of a conducive and faith-based classroom atmosphere on students' learning motivation in Christian Religious Education at SD Kania Tangerang, Banten. The background of this study stems from the importance of Christian religious education in shaping students‘ character and spirituality, as well as the need for high learning motivation to support the success of the learning process. A positive and faith-based classroom atmosphere is believed to enhance students’ comfort, participation, and enthusiasm in learning. The research method used in this study is quantitative with a descriptive approach and statistical analysis of correlation and regression. Data were collected through the distribution of questionnaires to 68 students and analysed using SPSS 26 software and Microsoft Excel. The results of the study indicate that there is a significant relationship between classroom atmosphere and students‘ learning motivation, with a correlation coefficient of r = 0.381 and p = 0.001. Additionally, classroom atmosphere contributes 14.5% to the variation in students’ learning motivation. These findings indicate that a conducive and faith-based classroom atmosphere, characterised by positive interactions between teachers and students and the application of Christian values in learning, contributes significantly to improving student learning motivation. This study recommends that educators continue to create a learning environment that is supportive physically, psychologically, and spiritually, in order to encourage students to grow in faith and enthusiasm for learning.</em></p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/132Kecerdasan Organisasi Menurut Mark Salisbury:Analisis Model Relasi Organisasidan Multiplikasi Kepemimpinan Gereja Lokal Di Era Digital 2025-05-23T07:19:44+08:00Rendy Tirtanadirendytirtanadi21@gmail.comManlian Ronald Adventusmanlian.adventus@gmail.com<p>Multiplikasi kepemimpinan bagi suatu gereja lokal adalah sebuah keniscayaan, hal ini berkaitan erat dengan keberlanjutan gereja di dalam dunia ini. Namun di dalam proses kepemimpinan yang berkelanjutan itu, gereja juga menghadapi tantangan yang harus jadi faktor pertimbangan. Gereja harus dinilai bukan hanya sebagai organisme yang hidup, melainkan keberadaannya juga sebagai sebuah organisasi di tengah dunia ini. Mark Salisbury mengajukan sebuah penerapan kecerdasan organisasi yang berbasis teknologi digital dengan kecerdasan buatan. Tujuannya, agar sebuah organisasi dapat mengalami perubahan paradigma, yang memiliki pemimpin dan pekerja yang bijaksana. Kecerdasan organisasi yang diusulkan Mark Salisbury ini bisa menjadi sebuah saran yang bermanfaat bagi terjadinya multiplikasi kepemimpinan gereja lokal di era digital ini. </p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESIhttps://ejournal.sttkb.ac.id/index.php/kadesibogor/article/view/133Tinjauan Alkitab Terhadap Konsep Selamatan Kematian Dalam Adat Jawa 2025-05-27T11:19:48+08:00Suharso Suharsoharsang32@gmail.com<p>Masyarakat Kristen jawa masih ada yang melakukan peringatan kematian baik 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari. Selamatan ini tidak bias lepas dari adat dan budaya orang jawa. Perlu dilihat bagaimana perspektif iman Kristen terhadap selamatan kematian tersebut. Penelitian ini deilakukan dengan studi pustaka maupun wawancara dengan orang Kristen pelaku selamatan. Pelaksanaan acara seamatan sebenarnya tidak menjadi masalah asalkan hanya sebagai peringatan dan penghiburan dari kedukaan. Hal ini akan salah jika dikaitkan dengan kepercayaan dan roh-roh orang yang meninggal.</p>2025-06-09T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 JURNAL KADESI